Para siswa memberikan kepadanya sejumlah proyek yang telah mereka buat sendiri, termasuk teka-teki Eropa, piring tanah liat dan taman sepatu dengan elemen-elemen khas negara-negara anggota, dan buklet informasi tentang sejarah Uni Eropa. "Sungguh luar biasa, betapa intensif dan detailnya kalian mempelajari Eropa," ujar Spahn dengan kagum.
Guru Philipe-Henry Porschen menjelaskan bahwa minat ini tidak muncul begitu saja: "Salah satu fokus dari sekolah ini adalah menjadi topik di Eropa. Kami telah memulai beberapa proyek dalam hal ini. Di masa mendatang, misalnya, program Erasmus+ dan program eTwinning Komisi Eropa akan digunakan untuk memberikan pelatihan lebih lanjut kepada para guru sehingga di masa mendatang mata pelajaran dapat diajarkan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Jerman dan bahasa Belanda atau bahasa Inggris. Porschen secara khusus menekankan hubungan erat dengan Belanda. Hubungan erat telah terjalin dengan sekolah RSC Noord Oost Veluwe di Epe, sekolah Belanda di Epe, dan AOC Oost Enschede. Sekolah yang terakhir dikunjungi oleh murid-murid sekolah komprehensif Euregio pada tanggal 9 Mei sebagai bagian dari hari proyek bersama.
Dalam diskusi selanjutnya dengan para mahasiswa, Spahn memuji komitmen perguruan tinggi dan badan kemahasiswaan: "Di Eropa, kami adalah 28 negara dengan lebih dari 500 juta orang, lebih banyak dari Amerika Serikat. Oleh karena itu, penting dan baik untuk menciptakan kesadaran akan nilai Uni Eropa lagi. Hanya dengan begitu kita juga dapat berbicara tentang bagaimana kita ingin mengubah dan membentuk Eropa di masa depan." Dia juga menguraikan proyek yang direncanakan Komisi Uni Eropa, yaitu Tiket Interrail Gratis. Dalam proyek ini, semua anak muda Eropa akan diberikan tiket Interrail gratis pada hari ulang tahun ke-18 mereka. "Bepergian ke berbagai negara Uni Eropa selama dua minggu adalah pengalaman yang sangat memperkaya yang membantu untuk belajar menghargai Eropa dan keunggulannya. Itulah sebabnya kami di Kementerian Keuangan juga berusaha mewujudkan proyek ini," kata Sekretaris Negara Parlemen untuk Menteri Keuangan.
Akhirnya, anggota parlemen tersebut meminta kepada para siswa: "Pergilah dan berikan suara. Di Cina, Rusia atau Turki, orang-orang masuk penjara untuk menggunakan hak pilih mereka. Yang harus Anda lakukan adalah berusia 18 tahun. Setiap orang di Jerman harus menghargai hal itu. Hanya dengan cara itulah kepentingan kaum muda sekali lagi akan kembali menjadi fokus politik."